Pages

29 November 2010

Cerpen

Impian Untuk Menjadi Pembalab Liar
   
    Pada suatu hari ada seorang anak polos yang masih duduk di SMA. Dia ingin sekali menjadi pembalap liar. Semua itu dimulai dari balapan liar yang ada di jalanan pada tengah malam hari. Ia seringkali datang untuk melihat balapan tersebut, ia mendapatkan inspirasi dari para pembalap liar yang ada disana, menunggang sepeda motor dengan kecepatan tinggi, merasakan hempasan angin yang deras, serta menyambut tepuk tangan dari para penonton.

    Dengan penuh rasa penasaran, akhirnya dia mencoba untuk bergabung dengan salah satu bengkel yang bergerak di bidang otomotif khususnya untuk balapan liar. Dia menjual handphone nya untuk bisa mendanai motor miliknya. Dengan modal tersebut dia sungguh berharap kelak jika motornya telah selesai dalam proses tune-up, maka dia ingin mencoba menunggangi motornya di arena jalan balapan liar.
    Selama dia bergabung dengan bengkel tersebut, banyak sekali teman baru yang dia dapat. Selain itu dia juga bisa mempelajari sedikit ilmu tentang otomotif dengan melihat cara kerja mekanik yang ada di bengkel tersebut. Namun sayangnya dia kurang bisa mengatur waktunya, seringkali dia bolos sekolah dan mendapat teguran dari pihak sekolah. Hal itupun tidak menghentikanniatnya untuk terjun ke dunia balapan liar. Dengan rasa penasaran yang tinggi, dia tetap fokus pada keinginannya tersebut.
    Satu bulan telah berlalu, motor miliknyapun telah siap untuk di tungganginya pada balapan liar. Pada hari sabtu, malam minggu dia bersama teman – teman berangkat bersama ke tempat lokasi balapan liar. Sesampainya di lokasi, dia langsung menjajal kecepatan sekaligus merasakan keseimbangan dari motornya tersebut.
    Setelah satu minggu berlalu, ada salah satu dari temannya yang menantang sebuah taruhan sebesar Rp 1.000.000 untuk beradu kecepatan dengan motor miliknya di arena balap tempat ia bisaa datang. Dengan penuh rasa cemas akhirnya diapun minta bantuan dan kerjasama dengan teman dan mekanik di bengkel tempat dia mengoperasikan motornya. Dengan dukungan serta kerjasama dari mereka, dia sungguh yakin bahwasannya dia pasti bisa memenangkan taruhan tersebut. Akhirnya dengan penuh rasa percaya diri, dia berani untuk mengeluarkan uangnya untuk taruhan tersebut.
    Setibanya di arena balap, dia beserta saingannya mencoba pemanasan terlebih dahulu dengan motornya masing - masing. Tak lama kemudian akhirnya balapan dimulai, dengan kepercayaan diri yang tinggi dia mencoba menancap gas dengan kecepatan tinggi, dia merasakan detak jantungnya semakin cepat,dan hembusan angin yang sangat kencang membuatnya merasa seperti terbang bersama sepeda motornya. Namun di saat mendekati garis finish, dia kalah kecepatan oleh lawannya dan akhirnya dia pun harus menerima pahitnya kekalahan.
    Uang tabungan miliknya sebesar Rp 1.000.000 harus rela dia lepas, rasa kecewapun muncul di hatinya. Setelah apa yang dia usahakan, ternyata tidak mendapatkan hasil yang memuaskan. Uang yang selama ini dia tabung telah habis, terlalu seringnya dia mendapat teguran dari pihak sekolah yang dikarenakan jumlah bolos yang terlalu banyak, serta omelan dari kedua orangtuanya yang sanagat tidak setuju dengannya apabila dia ikut – ikutan balapan liar.
Semua itu membuat dirinya memutuskan untuk berhenti dari balapan liar. Dia merasa keinginannya tersebut tidak dapat dia rasakan.
     Akhirnya semua berakhir dan diapun kembali beraktivitas sehari – hari tanpa adanya sepeda motor bersamanya, karena sepeda motornya telah dijual oleh orangtuanya, dan dia tidak dibolehkan lagi datang dan mengunjungi bengkel tempat dia mengoperasikan motornya dahulu. Walau demikian, hingga sampai saat ini rasa penasaran terhadap balapan liar itupun akan tetap menyelimutinya.         
 

No comments:

Post a Comment

di tunggu komentarnya